Jumat, 17 Agustus 2012

Kisah Nabi Musa Dengan Seorang Penjina


Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia
berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat
hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di
tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya
yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak
hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi
Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan uluk
salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus
merunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, "Wahai Nabi Allah.
Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan
ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina.



"Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu
meneruskan,
"Dari perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu
lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita
itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia
mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah
tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak
Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu,
hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk
keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan.Ia
tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau
dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah
menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya?
Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi
Nabi Musa.

Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang
wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa
yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah
yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka
Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada
Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang
nista itu?"

"Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran."Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa
menyesal.
Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina"

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi
untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk
untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi
Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan
tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa
sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia
seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah
menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-
Nya.

Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-
sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah
itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti
mau menerima kedatangannya. (Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH
Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat
lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-
Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam
Ka'bah. Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang
meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya,
maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub
adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari,
sedangkan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di
dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita penzina dan dua hadis Nabi,
mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk
melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. Tolong sebarkan
kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta,
astaghfiruka wa atuubuilaiik.

KISAH PENCIPTAAN MALAIKAT JIBRIL


.Dikisahkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :



“Tatkala ALLAH SWT menciptakan malaikat Jibril AS, dipilihlah wujud yang paling rupawan ia dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaan selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan, seraya berkata :



“Ya ALLAH ya Tuhanku, adakah ENGKAU menciptakan makhluk yang lebih tampan dari pada diriku ?”

ALLAH menjawab : “ Tidak “



Mendengar jawaban ALLAH seperti itu perasaan Jibril berbunga-bunga dan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam ia mengerjakan shalat 2 rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 (duapuluh ribu tahun). Setelah selesai mengerjakan ALLAH SWT berfirman padanya :

“ Hai Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mengerjakan shalat. Demikian engkau telah penyembahan kepadaKU denagn penyembahan yang tiada bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti akan lahir Nabi terhormat yang AKU Sayangi, dia bernama Muhammad. Dia memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang bergelimang dosa itu mau mengerjakan shalat dua rakaat, sekalipun shalatnya banyak kekurangan, waktunyapun tergesa-gesa dan tidak konsentrasi, maka demi kemulian dan keagunganKU, sungguh shalat mereka itu lebih AKU sukai dari pada shalatmu ! Mengapa ? Karena shalat mereka berdsasarkan perintahKU, sedangkan shalatmu itu bukan berdasarkan perintahKU ! ”



Jibril : “Ya TUHANku lalu apakah balasan yang bakal ENGKAU berikan atas ibadah mereka ?”

ALLAH : “Balasan yang bakal AKU berikan adalah surga Ma’wa.”



Begitu mendengar kata-kata surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada ALLAH agar diperkenankan melihatnya maka ALLAHpun mengabulkan permohonan Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut, dia bentangkan seluruh sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat jauh takterperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia berasil jarak sejauh 300.000 (tiga ratus ribu tahun perjalanan). Begitu juga setiap menutupkan sayap padahal ia terbang selama tiga ratus tahun serta memiliki sayap tiga ratus pasang sayap atau enam ratus buah. Namun sejauh itu ia belum berasih mencapa tujuan setelah merasa begitu letih diapun beristirahat disebuah pohon raksasa dia bersujud kepada ALLAH SWT seraya mengadu : “ Ya ALLAH, apakah perjalanku terlah sampai separuhnya, ataukah baru dua pertiga atau bahkan separuhnya ? ” ALLAH SWT berfirman kepadanya : “ Hai jibril walau pun kau mampu terbang tiga ratus ribu tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan AKU tambah lagi enam ratus sayap, niscaya tidak kau bisa mencapai seper seratusnya (1%). Itulah keistimewaan yang akanKU berikan kepada umat Muhammad yang mau mengerjakan shalat !”.

Keutamaan Shalat Tahajud

Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakansholat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT.

Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :
 Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.
(QS : Al-Isro’ : 79)

       Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan .

Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda :
 Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad SAW :
Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )

Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :

1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )

Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)

Bersabda Rosulullah SAW :
 Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )

Nabi SAW bersabda lagi :
Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. 
Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )

Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :

1) 2 raka’at shalat Iftitah.
2) 8 raka’at shalat Tahajud.
3) 3 raka’at shalat witir.

Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :
Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanyadisiram air.” (HR Abu Daud)

Bersabda Nabi SAW :
Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir
.”(HR Abu Daud)

Keutamaan Shalat Tahajud :

Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :

1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
(Bahan (materi) di ambil dari buku “RAHASIA SHALAT SUNNAT” (Bimbingan
Lengkap dan Praktis) Oleh: Abdul Manan bin H. Muhammad S

Lailatul Qadar dan keutamaannya

Lailatul Qodar merupakan satu malam yang mempunyai kelebihan lebih dari seribu bulan yang lain. Ini dapat kita lihat daripada apa yang telah dinukilkan oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala di dalam al-Quran dalam surah al-Qadar. Begitu juga dengan apa yang telah diberitahukan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam dalam beberapa hadis yang sohih. Kita disuruh untuk menghidupkan malam lailatul qadar.

Berikut adalah panduan untuk mengenal keutamaan, kapan waktunya, tanda-tanda, serta ciri-ciri orang yang "mendapatkan" Lailatul Qodar tersebut:

1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman (yang artinya),
[1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. [2]Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. [5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS Al Qadar: 1 - 5]

2. Waktunya

Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Al Iraqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar, membawakan perkatan para ulama dalam masalah ini, lihatlah).
Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits 'Aisyah radiyallahu 'anha, dia berkata:Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari 4/255 dan Muslim 1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).
Ini menafsirkan sabdanya (yang artinya), "Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, maka barangsiapa ingin mencarinya, carilah pada tujuh hari yang terakhir." (Lihat maraji' diatas).
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu, ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda, "Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Laitul Qadar, tetapi fulan dan fulan (dua orang) berdebat hingga diangkat tidak bisa lagi diketahui kapan lailatul qadar terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain: tujuh, sembilan, lima)." (HR Bukhari 4/232).

Kesimpulannya, jika seseorang muslim mencari malam Lailatul Qadar, carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari ppada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a'lam.
Paling benarnya pendapat lailatul qadr adalah pada tanggal ganjil 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, yang menunjukkan hal ini adalah hadits Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah beri'tikaf pada 10 terakhir pada bulan Ramadhan dan berkata, "Selidikilah malam lailatul qadr pada tanggal ganjil 10 terakhir bulan Ramadhan."

3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar

Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu, dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahalaNya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759).

Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha, (dia) berkata, "Aku bertanya, Ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?" Beliau menjawab, "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii. Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku." (HR Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850), dari Aisyah, sanadnya shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan, halaman 55-57, karya ibnu Rajab al Hanbali).

Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaatiNya – engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan sholat) pada sepuluh malam hari terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu dan perbanyaklah amalan ketaatan.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu istri-istrinya karena ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).

Juga dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, (dia berkata), "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya."(HR Muslim 1174).

4. Tanda-tandanya

Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dariNya dan membantu dengan pertolonganNya- sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari Ubay radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR Muslim 762).

- Tanda-tanda Lailatul Qadar

Berikut Ciri-ciri atau tanda-tanda Malam Lailatu Qadar yang disampaikan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, yaitu:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu'anhu berkata: Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah" (Hadist hasan)

2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan" (HR Muslim)

3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu'anhum

4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu'anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam, beliau berkata,
"Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan." (HR. Muslim)

5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

- Ciri-ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar

Pertama, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) pada malam itu akan melihat seluruh benda dan makhluk di muka bumi ini bersujud kepada Allah.

Kedua, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) akan melihat semuanya terang benderang walaupun suasananya di tengah malam.

Ketiga, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu mendengar salam malaikat dan tutur katanya.

Keempat, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu dikabulkan segala doanya.

Dan kelima, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu tidak disyaratkan melihat tanda apa-apa.

sumber 
  

DIALOG IBLIS DENGAN RASULULLAH S.A.W

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia mendatangi Rasulullah SAW untuk memberitahu segala rahasianya; tentang hal - hal yang disukai maupun dibencinya. Maksudnyanya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia. Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau menghadap Rasullullah SAW. Hendaklah engkau buka segala rahasia engkau dan apa-apa yang ditanyakan oleh Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, nescaya akan diputuskan semua bagian anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat keras." Demi mendengar kata Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai; panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah SAW. Maka sembah Iblis (laknatullah), "Ya Rasulullah! Mengapa tuan tidak menjawab salam hamba? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?"

Maka jawab Nabi dengan marah,
"Hai Aduwullah seteru Allah! Kepada aku engkau menunjuk baikmu? Jangan engkau mencoba menipu aku sebagaimana engkau menipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil disebabkan hasutanmu, Nabi Ayub kau tiup dengan asap racun pada saat ia sedang sujud hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaimanmeninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Nabi dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja yan tidak aku jawab karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa maumu hingga menemui aku?"

Sembah Iblis,
"Ya Nabi Allah! Janganlah tuan marah. karena tuan adalah Khatamul Anbiya maka tuan dapat mengenali hamba. Kedatangan hamba adalah disuruh Allah untuk memberitahu segala tipu daya hamba terhadap umat tuan dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang tuan tanyakan akan hamba terangkan satu persatu dengan sebenarnya, tak satupun hamba berani menyembunyikannya."

Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata,
"Ya Rasulullah! Sekiranya hamba berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badan hamba menjadi abu."
Setelah mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluang untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada sekalian umatku.

Pertanyaan Nabi (1): "Hai Iblis! Siapakah musuh engkau yang paling besar dan bagaimana aku terhadap engkau?"

Jawab Iblis: "Ya Nabi Allah! Tuanlah musuh hamba yang paling besar di antara segala musuh hamba di muka bumi ini."Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun mengeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya! Ada pun hamba dapat merupakan diri hamba seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara punsama seperti aslinya, kecuali hanya diri tuan yang tidak dapat hamba tiru karena dicegah oleh Allah. Seandainya hamba menyerupai diri tuan, maka terbakarlah diri hamba menjadi abu. Hamba cabut itikad anak Adam supaya menjadi kafir karena tuan berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam; begitu jugalah hamba berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Hamba akan tarik sekalian umat Islam dari jalan benar kepada jalan yang salah supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersama hamba."

Pertanyaan Nabi (2): "Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu terhadap makhluk Allah?"

Jawab Iblis: "Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang bukan pada tempatnya. Hamba goda segala manusia supaya meninggalkan sembahyang, suka dengan makan minum, berbuat durhaka, hamba lalaikan dengan harta benda seperti emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram. Demikian juga ketika tamasya yang bercampur lelaki perempuan. Di situ hamba lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang rasa malu dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu hamba hulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau amal ibadat, hamba akan tahan mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras hamba goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan menyia -nyiakan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah hamba goda mereka setiap saat."

Pertanyaan Nabi (3): "Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah dan berpenat melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai kutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu ? Siapa yang memanjangkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?"

Jawab Iblis: "Semua itu adalah anugerah daripada Tuhan Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur menjadikan hamba menjadi sejahat - jahatnya. Tuan lebih tahu bahwa hamba telah beribu-ribu tahun menjadi ketua kepada seluruh Malaikat danpangkat hamba telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian hamba tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa lama. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka hamba pun membantah. Lalu Allah menjadikan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan sekalian Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali hamba yang ingkar. Oleh itu Allah murka kepada hamba dan muka hamba yang cantik molek dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan hodoh. Hamba merasa sakit hati.Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah sekalian bidadari. Hamba bertambah dengki dan dendam kepada mereka. Akhirnya hamba berhasil menipu melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Kedua mereka berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak.Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun hamba masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya hamba lakukan hingga Hari Kiamat.Sebelum tuan lahir ke dunia, hamba serta bala tentera hamba dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian hamba turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya hamba dapat ( dari berita langit ), dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan kacau balau. Tetapi pada saat tuan lahir ke dunia ini, maka hamba tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika hamba berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentera hamba yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahan hamba dan tentera hamba untuk menjalankan tugas hasutan."

Pertanyaan Nabi (4): "Hai Iblis! Apakah yang pertama kali engkau tipu pada manusia?"

Jawab Iblis: "Pertama sekali hamba palingkan niatnya, imannya kepada kafir dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, hamba akan tarik dengan cara mengurangkan pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalan hamba"

Pertanyaan Nabi (5): "Hai Iblis! Jika umatku sembahyang karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"

Jawab Iblis: "Sebesar-besar kesusahan kepada hamba. Gemetarlah badan hamba dan lemah tulang sendi hamba. Maka hamba kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sembahyang, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, senantiasa hendak cepat habis sholat, hilangkan khusyuknya - matanya senantiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud lama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sembahyang, itu semua membawa kepada kurang pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka hamba sendiri akan menghukum mereka seberat-beratnya."

Pertanyaan Nabi (6): "Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"

Jawab Iblis: "Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuh hamba, putus-putus segala urat hamba lalu hamba lari daripadanya."

Pertanyaan Nabi (7): "Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"

Jawab Iblis: "Binasalah diri hamba, gugurlah daging dan tulang hamba karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya."

Pertanyaan Nabi (8): "Jika umatku berpuasa karena Allah, apa yang terjadi pada dirimu?"

Jawab Iblis: "Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepada hamba. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan sekalian Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa.Yang menghancurkan hati hamba ialah segala isi langit dan bumi; yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan keampunan orang yang berpuasa.Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga.Pada hari umat tuan mula berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnyamenangkap hamba dan tentara hamba; jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami."

"Setelah habis umat tuan berpuasa barulah hamba dilepaskan dengan amaran agar tidak mengganggu umat tuan. Umat tuan sendiri telah merasa ketenangan berpuasa seperti mana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan dengan bulan biasa."

Pertanyaan Nabi (9): "Hai Iblis! Bagaimana sekalian sahabatku kepada engkau?"

Jawab Iblis: "Sekalian sahabat tuan juga adalah seteru hamba yang paling besar. Tiada upaya hamba melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. karena tuan sendiri telah berkata ,"Sekalian sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikut mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk." Sayidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersama tuan, hamba tidak dapat hampir kepadanya, apalagi setelah berdamping dengan tuan. Beliau begitu percaya atas kebenaran tuan hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan tuan sendiri telah mengatakan jika ditimbang sekalian isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Apalagi dia telah menjadi mertua tuan karena tuan kawin dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafaz Hadis tuan. Sayidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani hamba pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan saksama. Jika hamba pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendi hamba karena sangat takut. Ini karena imannya sangat kuat apalagi tuan telah mengatakan,"JIKALAU ada Nabi sesudah aku maka Umar pasti menggantikan aku", karena dia adalah orang harapan tuan serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'. Sayidina Usman Al-Affan lagi hamba tidak bisa mendekati, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantu tuan sebanyak dua kali. karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga tuan mengatakan,"Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."Sayidina Ali Abi Talib pun itu hamba sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat bersopan, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah budak pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada semua berhala. Digelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan tuan sendiri berkata,"Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantu tuan menjadikan hamba bertambah takut kepadanya."

Pertanyaan Nabi (10): "Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"

Jawab Iblis: "Umat tuan itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibrail a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat. "Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan redha dengan kurniaan Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umat tuan seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka hamba pun sukacita lalu masuk ke dalam badannya, hamba putarkan hatinya ke lautan derhaka dan hamba tarik ke mana saja mengikut kehendak hamba. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat. Lalu hamba goda minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umat tuan terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta,berkelahi sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur."

Pertanyaan Nabi (11): "Siapa yang serupa denganmu?"

Jawab Iblis: "Orang yang meringankan syariat tuan hamba dan membenci orang belajar agama Islam."

Pertanyaan Nabi (12): "Siapa yang mencahayakan mukamu?"

Jawab Iblis: "Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."

Pertanyaan Nabi (13): "Apakah rahasia engkau kepada umatku?"

Jawab Iblis: "Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka hamba gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sedari."

Pertanyaan Nabi (14): "Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"

Jawab Iblis: "Jika umat tuan hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah hamba dari mereka. Jika tidak hamba akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benih hamba dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapanya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, hamba yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah rasa kenyang."

Pertanyaan Nabi (15): "Dengan jalan apa tipu dayamu bisa dilawan manusia?"

Jawab Iblis: "Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis kesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air sembahyang, maka padamlah marahnya."

Pertanyaan Nabi (16): "Siapakah orang yang paling engkau lebih suka?"

Jawab Iblis: "Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situ lah hamba mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu."

Pertanyaan Nabi (17): "Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"

Jawab Iblis: "Orang yang tidur meniarap, orang yang matanya terjaga di waktu subuh tetapi menyambung tidur semula. Lalu hamba jadikan dia terlena hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu lohor, ashar, maghrib dan isya, hamba beratkan hatinya untuk solat."

Pertanyaan Nabi (18): "Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?"

Jawab Iblis: "Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan solat tengah malam."

Pertanyaan Nabi (19): "Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?"

Jawab Iblis: "Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"

Pertanyaan Nabi (20): "Apa lagi yang memecahkan mata engkau?"

Jawab Iblis: "Orang yang taat kepada kedua ibubapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakai mereka selama mereka hidup, karena tuan telah bersabda, "Syurga itu di bawah tapak kaki ibu "